This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 15 Juni 2017

Studi Kasus Bos Uber

Studi Kasus Bos Uber

         Halo guys. Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba untuk membahas sebuah studi kasus tentang bos Uber yang meminta maaf setelah berseteru dengan drivernya. Semoga ilmu yang saya berikan dapat bermanfaat. Selamat membaca.

Berseteru dengan Driver, Bos Uber Minta Maaf

Liputan6.com, Jakarta - Chief Executive Officer (CEO) Uber, Travis Kalanick, melalui sebuah memo menyampaikan permintaan maaf atas perilakunya yang berseteru dengan seorang driver Uber. Ia mengakui tindakannya itu tidak pantas, mengingat posisinya sebagai seorang pemimpin perusahaan.

Kalanick mengatakan bahwa seharusnya ia bisa membuat para karyawannya bangga. Merujuk pada perseteruan dengan driver, dirinya mengaku gagal melakukan hal tersebut. Perseteruan Kalanick dan driver Uber terekam dalam sebuah video, yang pertama kali dipublikasikan oleh Bloomberg. Karena itu, Kalanick berkomitmen untuk berubah menjadi seorang pemimpin yang sebenarnya. Ia mengaku membutuhkan bantuan kepemimpinan untuk mewujudkan hal tersebut. Dikutip dari laman Business Insider, Kamis (2/3/2017).

"Jelas bahwa video ini merefleksikan diri saya. Semua kritik yang kita terima menjadi pengingat bahwa saya harus melakukan perubahan yang mendasar sebagai seorang pemimpin dan menjadi sosok yang dewasa. Ini adalah pertama kalinya saya bersedia untuk mengakui bahwa saya membutuhkan bantuan kepemimpinan dan berniat mendapatkannya," tulis Kalanick.

Perseteruan dengan driver adalah salah satu dari sekian masalah yang tengah menghadang Uber. Sebelumnya, seorang mantan engineer Uber mengaku menjadi korban pelecehan seksual di perusahaan tersebut. 

Persoalan ini menyedot perhatian besar, bahkan Uber sampai bekerjasama dengan mantan Jaksa Agung Amerika Serikat (AS), Eric Holder, untuk mengusut kasus tersebut.

Selain itu, perusahaan mobil otonomos milik Alphabet, Waymo, melayangkan gugatan hukum kepada Uber karena dituding telah mencuri rahasia perusahaannya. Gugatan ini ditujukan pada perusahaan truk otonomos yang diakuisis Uber pada 2016, Otto.

Kajian Teori
Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen organisasi. Kepemimpinan dibutuhkan manusia karena adanya keterbatasan-keterbatasan tertentu pada diri manusia. Dari sinilah timbul kebutuhan untuk memimpin dan dipimpin. Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai (Du Brin dalam Brahmasari & Suprayento, 2009).

David dan Keith (dalam Baihaqi. M. F., 2010) mengatakan kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan dengan antusias (David, Keith, 1985). Sedangkan menurut Veitzhal Rivai (2004), kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada pengikut-pengikutnya lewat proses komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Selain kepemimpinan, proses coaching juga diperlukan dalam kasus yang dihadapi Kalanick. Coaching merupakan proses memberikan panduan dan umpan balik untuk menolong orang lain dalam meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan juga menyelesaikan pekerjaan atau masalah (Aprianto & Jacob, 2014). Selain itu, coaching merupakan proses membuka kunci potensi pada diri seorang individu untuk memaksimalkan kinerjanya. Ia lebih merupakan proses membantu seseorang belajar dengan dalih mengajarinya (Gallwey dalam Yuliawan, 2011). Coaching dapat digunakan dalam menangani perilaku (behavior), sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge) serta juga dapat difokuskan pada peningkatan spiritual dan fisik karyawan (Neupane, 2015).

Analisis
Pernyataan Kalanick berikut “Semua kritik yang kita terima menjadi pengingat bahwa saya harus melakukan perubahan yang mendasar sebagai seorang pemimpin dan menjadi sosok yang dewasa. Ini adalah pertama kalinya saya bersedia untuk mengakui bahwa saya membutuhkan bantuan kepemimpinan dan berniat mendapatkannya". Keberanian bos uber tersebut perlu di apresiasi karena keberaniannya dalam mengintrospeksi diri. Hal tersebut berkaitan bahwa kualitas dari pemimpin sering kali dianggap sebagai faktor terpenting yang menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi Bass (dalam Baihaqi. M. F., 2010). Menurut Schein (1992) juga menyatakan hal serupa bahwa pimpinan mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan organisasi serta merupakan suatu unsur kunci dalam keefektifan organisasi.

Gaya kepemimpinan dan sistem kepemimpinan merupakan faktor penting dalam perusahaan. Terciptanya pemimpin yang handal dan disenangi oleh anggota bukanlah semudah yang dibayangkan, melainkan perlu usaha dalam  menemukannya. Sehingga Kalanick dalam kasus tersebut memerlukan sebuah sebuah coaching guna meningkatkan skill dan kompetensinya dalam hal kepemimpinan. Coaching yang merupakan proses memberikan panduan dan umpan balik untuk menolong orang lain dalam meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan juga menyelesaikan pekerjaan atau masalah (Aprianto & Jacob, 2014). Dalam hal ini, Kalanick bisa mengikuti kegiatan-kegiatan tentang kepemimpinan atau  leadership di lembaga pemerintahan atau lembaga swasta yang membuat sebuah program pelatihan kepemimpinan. Coaching dalam hal ini penting, karena akan mengarahkan setiap peserta untuk dapat lebih mengungkapkan pemikiran-pemikiran kreatifnya sehingga pribadi peserta dapat maksimal dan berkembang dengan baik dalam menyelesaikan suatu permasalahan dari segi kemandiriannya (Munthe, 2015).

Kesimpulan
Berdasarkan analisa kasus dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Kalanick memerlukan sebuah coaching dalam kepemimpinan, sehingga nantinya diharapkan Kalanick mampu menjadi seorang pemimpin yang handal dan disenangi oleh karyawannya. Selain itu, Kalanick juga harus menyadari bahwa gaya kepemimpinan merupakan kunci utama dalam keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan.

Referensi

Aprianto, B., & Jacob, F, A. (2014). Pedoman lengkap soft skills kunci sukses dalam karier, Bisnis, dan kehidupan pribadi. Jakarta: Penerbit PPM.

Brahmasari, I. A., & Suprayetno, A. (2009). Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan (Journal of Management and Entrepreneurship), 10(2), pp-124.

Librianty, A. (2017). Berseteru dengan driver bos uber minta maaf. Diakses pada 16 Juni 2017.http://tekno.liputan6.com/read/2872664/berseteru-dengan-driver-bos-uber-minta-maaf.

Munthe, R, G. (2015). Menerapkan coaching sebagai gaya kepemimpinan masa kini. Jurnal Manajemen, 14, 2.

Neupane, R. (2015). Effects of coaching and mentoring on employee performance in the UK hotel indutri. International Journal of Social Sciences and Management, 2(2), 123-138.

Rivai, Harif, A. 2001. Pengaruh Kepuasan Gaji, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasional Terhadap Intensi Keluar. Tesis, Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Jumat, 19 Mei 2017

Dinas Psikologi TNI Angkatan Udara (DISPSI AU)

Company Visit : Dinas Psikologi TNI Angkatan Udara (DISPSI AU)



Sejarah DISPSI AU

Dinas Psikologi Angkatan Udara (DISPSI AU) dibentuk dari titik tolak bahwa dibutuhkannya ilmu psikologi di angkatan udara. Ilmu psikologi dalam ruang lingkup TNI dimulai dari berdirinya pusat Psikoteknik tentara di TNI Angkatan Udara, kemudian pada 1 Agustus 1951 DISPSI AU resmi dibentuk. Status yang dimiliki DISPSI AU mengalami kenaikan dan penurunan dari tahun ke tahun, yaitu menjadi pusat psikologi pada 1966 dan menjadi jawatan psikologi pada tahun 1968, kemudian kembali menjadi DISPSI AU pada tahun 1976.

Ketika terjadi reorganisasi ABRI pada 12 Maret 1985 DISPSI AU statusnya diturunkan menjadi pelaksana teknis dibawah Direktorat Kesehatan TNI AU menjadi lembaga Psikologi TNI AU (Lapsiau). Pada tanggal 15 april 2003 status Lapsiau kembali ditingkatkan menjadi Dinas Psikologi Sebagai Badan Pelaksana Pusat (Balakpus) Mabesau hingga saat ini.

DIVISI DISPSI AU

Divisi-divisi yang dimiliki oleh DISPSI AU, yaitu :
1.      Sub dinas Psikologi Penerbangan
Sub dinas (subdis) psikologi penerbangan, yaitu divisi yang di dalamnya terjadi proses selklasev (seleksi, klasifikasi dan evaluasi). Adapun tugas dan fungsinya yaitu :
a.       Menyeleksi calon-calon penerbang khususnya yang berasal dari lulusan Akademi Angkata Udara
b.      Memberikan dukungan kegiatan pendidikan bagu penerbang seperti counseling, training dan splitting.
c.       Memberikan dukungan secara psikologis bagi para penerbang (flying psychologist) seperti ceramah, konsultasi dan pelatihan.

2.      Sub dinas Psikologi Personel
Subdis ini berkaitan dengan personel TNI AU. Dalam subdis ini terdapat juga proses seleksi untuk calon-calon TNI AU. Selain itu, di dalam subdis ini terdapat flying psychologist yang membrikan kegiatan berupa ceramah, konsultasi, dan pelatihan terhadap TNI AU. Adapun tugas dan fungsinya yaitu :
a.       Melakukan penelitian tentang alat tes kecerdasan emosi untuk anggota dan calon anggota TNI AU. Test kecerdasan emosi ini dilakukan terhadap anggota TNI AU dari tingkat PA, PK dan TNI serta dari berbagai CORPS di 5 LANUD (PBR, ADI S, HND, ABD, ATS).
b.      Memberikan ceramah dan konseling terhadap anggota TNI AU beserta keluarga.
c.       Melakukan seleksi calon prajurit atau karir perwira serta melakukan klasifikasi terhadap penjurusan TNI AU.
d.      Melakukan konsultasi terhadap keluarga serta mengenai minat bakat anggota TNI AU. Selain itu juga memberikan konsultasi untuk anggota TNI AU yang mengalami gangguan psikologis seperti stress kerja dan sebagainya.
e.       Melakukan administrasi pemeriksaan psikologi. Kegiatan ini merupakan serangkaian kegiatan RIKPSI yang dimulai dari permintaan penggunaan jasa psikologi kepada DISPSI AU untuk mendapatkan hasil yang sesuai kebutuhan user. Adapun administrasi pemeriksaan psikologi dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:
·         Persiapan
·         Pelaksanaan
·         Pelaporan
·         Pengamanan
·         Pengakhiran

3.      Sub dinas Psikologi Pendidikan
Subdis ini melakukan pemeriksaan psikologi dan melakukan pelatihan melalui tes lapangan (field test). Adapun tugas dan fungsinya yaitu :
·         Memberikan dukungan psikologis.
·         Memberikan test dan pelatihan serta proses seleksi, klasifikasi dan evaluasi (SELKLASEV).
·         Melakukan proses pelatihan yang dilakukan dalam 2 bentuk, yaitu pelatihan lapangan seperti outbound serta pengenalan dan pengembangan potensi manajemen.
·         Memberikan konsultasi pengajaran yang hasilnya akan diberikan kepada instrukstur untuk dijadikan acuan dalam memberikan pelajaran.

4.      Sub dinas Laboratorium
Subis ini merupakn tempat dimana terdapat alat-alat tes yang digunakan untuk melakukan seleksi terhadap para calon TNI AU. Hal ini dilakukan dengan perkembangan IT yang semakin pesat sehingga membutuhkan pemanfaatan untuk pemeriksaan psikologis. DISPSI AU memiliki kelebihan dalam hal alat tes yaitu sudah menggunakan Computer Assesisted Test (CAT) atau tes berbasis komputer. Tes ini digunakan untuk membantu proses seleksi, klasifikasi calon penerbang, ATC, flight engineer dan SDM lainnya. CAT yang digunakan oleh dispsi ada dua macam yaitu CAT-4 DLR dan CAT-mp, yang keduanya digunakan untuk tes petugas khusus. 

Budaya Organisasi DISPSI AU

Budaya organisasi merupakan cara-cara berpikir, berperasaan serta bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi (Munandar, 2001). Berkaitan dengan budaya organisasi, DISPSI AU memiliki budaya organisasi tertentu yang berbentuk hirarkis dan disiplin. Budaya organisasi tersebut kental sekali dengan budaya tentara yang ortoriter. Hirarki yang dimaksud disini adalah seperti adanya atasan-bawahan (letnan, kolonel, capten, dll) serta patuh terhadap perintah ataasn. Budaya organisasi disiplin dalam DISPSI AU terlihat dalam budaya perilaku disiplin untuk setiap kegiatan yang mereka lakukan seperti kegiatan apel pagi, siang dan malam untuk kesiapan kegiatan. Secara singkat budaya organisasi DISPSI AU, yaitu :
·         Sapta marga (sumpah prajurit)
·         Perintah harian KASAU
·         Disiplin dalam apel pagi, siang, dan sore untuk memeriksa anggota yang siap bertugas setiap harinya
·         Hormat kepada senior dan junior

REFERENSI

Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Press).

Jumat, 12 Mei 2017

Coaching, Counseling and Mentoring (CCM)

Coaching, Counseling and Mentoring

Coaching
Coaching merupakan proses memberikan panduan dan umpan balik untuk menolong orang lain dalam meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan juga menyelesaikan pekerjaan atau masalah (Aprianto & Jacob, 2014). Selain itu, coaching merupakan proses membuka kunci potensi pada diri seorang individu untuk memaksimalkan kinerjanya. Ia lebih merupakan proses membantu seseorang belajar dengan dalih mengajarinya (Gallwey dalam Yuliawan, 2011). Coaching dapat digunakan dalam menangani perilaku (behavior), sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge) serta juga dapat difokuskan pada peningkatan spiritual dan fisik karyawan (Neupane, 2015).
Coaching dilakukan ketika peserta sudah memiliki pemahaman yang hampir sama dalam memahami tugasnya namun tidak mengerti cara menyelesaikan tugasnya. Dalam hal ini seorang pelatih (coach) sangat dibutuhkan untuk membantu para peserta dalam belajar cara menyelesaikan pekerjaan, namun bukan mengajarinya (Aprianto & Jacob, 2014). Pelatih (coach) akan mengarahkan setiap peserta untuk dapat lebih mengungkapkan pemikiran-pemikiran kreatifnya sehingga pribadi peserta dapat maksimal dan berkembang dengan baik dalam menyelesaikan suatu permasalahan dari segi kemandiriannya (Munthe, 2015).
Keith E. Webb (dalam Munthe, 2015) yang merupakan seorang pakar coaching menciptakan proses coaching yang populer yaitu “The Coach Model”. Proses coaching ini menggunakan sebuah tahapan dalam membantu melakukan coaching terhadap target peserta coaching. Adapun proses tahapan tersebut sebagai berikut :

1.      C: Connect (menjalin hubungan). Tahap ini adalah untuk menjalin hubungan dengan coachee dan membangun kepercayaan.
2.      O: Outcome (sasaran percakapan). Mencari tau hal yang menjadi topik penting bagi coachee dan menetapkan agenda coachee untuk percakapan yang akan dilakukan.
3.      A: Awarness (membangkitkan kesadaran). Manajer akan mengajukan pertanyaan dan akan mendengar secara aktif.
4.      C: Course (langkah-langkah tindakan). Tahap ini mencoba untuk menangkap pemahaman dan pemikiran lalu menerjemahkannnya sebagai tindakan-tindakan yang akan dilakukan.
5.      H: Highlights (menelaah kembali pembelajaran). Pada tahap ini manajer sebagai coach akan meminta coachee untuk mengulas kembali apa yang telah dipelajari, pemahaman yang didapat, dan hal yang berguna.

Counseling
Counseling merupakan suatu proses dimana konselor membantu konseli dalam membuat interpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan rencana, atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat (Ariyani, 2013). Counseling dapat dilakukan dengan melakukan wawancara kepada karyawan tentang kebutuhan–kebutuhan yang diperlukan oleh karyawan tersebut, dimana salah satu tujuan pentingnya adalah untuk menyampaikan kepada karyawan agar dapat menerima sebagian tanggung jawab untuk mengembangkan diri mereka sendiri, mengembangkan karir dan kesehatan mental karyawan supaya karyawan merasa nyaman dengan dirinya dan lingkungannya, memiliki pandangan objektif dan positif terhadap orang lain, sehingga mampu memenuhi kebutuhannya (Ariyani, 2013).
Adapun tipe-tipe konseling menurut Aryani (2013) terbagi menjadi 3 tipe, yaitu:
1.      Directive conseling. Proses mendengarkan masalah-masalah emosional karyawan, memutuskan dengan karyawan apa yang seharusnya dilakukan, dan kemudian memberitahukan dan memotivasi karyawan untuk melaksanakan hal itu.
2.      Nondirective conseling (client-centered conseling). Suatu proses mendengarkan secara penuh perhatian dan mendorong karyawan untuk menjelaskan masalah-masalah yang menyusahkan mereka, memahaminya dan menentukan penyelesaian-penyelesaian yang tepat.
3.      Cooperative conseling. hubungan timbal balik antara pembimbing dan karyawan untuk membantu pemecahan  masalah-masalah karyawan.
Adapun tahapan proses konseling menurut Miharja (2010), diantaranya :
1.      Membentuk kesiapan untuk konseling
Hal-hal yang berkenaan dengan kesiapan konseling terutama yang berhubungan dengan klien adalah:
(1)   Motivasi klien untuk memperoleh bantuan
(2)   Pengetahuan klien tentang konseling
(3)   Kecakapan intelektual
(4)   Tingkat tilikan terhadap masalah dan dari dirinya sendiri
(5)   Harapan-harapan terhadap peran konselor
(6)   Sistem pertahanan diri
2.      Memperoleh riwayat kasus
Suatu kumpulan fakta yang sistematis tentang kehidupan klien di masa sekarang dan masa lalu. Melakukan identifikasi terhadap masalah-masalah yang dihadapi klien.
3.      Evaluasi psikodiagnostik
Penggunaan tes psikodiagnostik dalam konseling berfungsi untuk :
(1)   Menyeleksi data yang diperlukan bagi konseling
(2)   Meramalkan keberhasilan konseling
(3)   Memperoleh informasi yang lebih terinci
(4)   Merumuskan diagnostik yang lebih tepat.
Counseling dan coaching memiliki beberapa perbedaan, counseling berkaitan dengan afektif seperti motivasi yang rendah dapat ditingkatkan dengan melakukan counseling. Sedangkan coaching berkaitan dengan kognitif seperti pengambilan keputusan serta coaching lebih terkait dengan skill.

Mentoring
Mentoring didefinisikan sebagai hubungan profesional dimana individu berpengalaman yang disebut mentor membantu orang lain yang disebut mentee dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan tertentu yang dapat meningkatkan pertumbuhan pribadi dan profesional bagi orang-orang yang kurang berpengalaman (Pertin, dalam Neupane, 2015). Sedangkan menurut Hall dan Duval (dalam Yuliawan, 2011) mentor adalah seseorang yang memiliki otoritas lebih tinggi daripada klien, sebab mereka memang memiliki keahlian dan pengalaman yang tidak dimiliki oleh klien. Mentoring juga dapat menjadi sebuah jenis dukungan seseorang orang kepada orang lain dalam hubungan individu yang dihasilkannya melalui kontak reguler selama periode waktu tertentu (Neupane, 2015).
Coaching dan mentoring jika dilihat secara sekilas hampir memiliki kesamaan dan tidak ada perbedaan yang mencolok dari keduanya. Namun, coaching dan mentoring memiliki tujuan yang hampir sama yaitu untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi seseorang, sedangkan yang membedakannya pada pemahaman target atau pesertanya, jika coaching individu atau klien telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai di bidangnya sehingga pelatihnya hanya memfasilitasi belajar saja. Sedangkan mentoring, individu atau klien belum memiliki pengetahuan atau informasi mengenai pembelajaran (Yuliawan, 2011).

Referensi
Aprianto, B., & Jacob, F, A. (2014). Pedoman lengkap soft skills kunci sukses dalam karier, Bisnis, dan kehidupan pribadi. Jakarta: Penerbit PPM.

Ariyani, R, M. (2013). Peran konseling dalam meningkatkan kinerja karyawan. Jurnal Ekonomi, 1, 3.

Miharja. (2010). Teknik konseling diakses pada tanggal 12 mei 2017 https://www.scribd.com/doc/37922005/Buku-Bahan-Ajar-Teknik-Konseling

Munthe, R, G. (2015). Menerapkan coaching sebagai gaya kepemimpinan masa kini. Jurnal Manajemen, 14, 2.

Neupane, R. (2015). Effects of coaching and mentoring on employee performance in the UK hotel indutri. International Journal of Social Sciences and Management, 2(2), 123-138.


Yuliawan, T. P. (2016). Coaching Psychology: sebuah Pengantar. Buletin Psikologi, 19(2).




Jumat, 14 April 2017

SUPERVISORY MANAGEMENT (POAC) PADA PERUSAHAAN



SUPERVISORY MANAGEMENT (POAC) PADA PERUSAHAAN


1.      Pendahuluan

Manajemen memiliki arti yang begitu luas, sehingga pada kenyataanya tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Manajemen adalah sebuah seni dalam mencapai tujuan yang diinginkan serta dilaksanakan dengan usaha orang lain (Lawrance, dalam George dan Jones, 2012). Sedangkan menurut George R. Terry (199) dalam George dan Jones (2012), manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya.
Berdasarkan definisi manajemen diatas dapat kita simpulkan bahwa manajemen merupakan proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling) serta usaha-usaha yang dilakukan organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang diharapkan. Jadi, setiap perusahan atau organisasi membutuhkan suatu manajemen yang menurut uraian diatas dapat didefinisikan sebagai upaya bersama dalam mencapai tujuan organisasi dengan menerapkan fungsi POAC (Planing, Organizing, Actuating, Controling) di perusahaan.
Secara sederhana, Manajemen merupakan suatu proses tindakan atau seni perencanaan, mengatur, pengarahan dan pengawasan yang dinamis yang menggerakan organisasi mencapai tujuannya. Terdapat empat fungsi manajemen yang sering orang menyebutnya “POAC”, yaitu Planning, Organizing, Actuating dan Controlling menurut George dan Jones (2012), yaitu :
1.      Fungsi Perencanaan (Planning)
Planning adalah proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Adapun kegiatan dalam fungsi perencanaan antara lain :
·           Menetapkan pasar sasaran
·           Merumuskan strategi untuk mencapai pasar sasaran tersebut
·           Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
·           Menetapkan standar / indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan pasar sasaran.
2.      Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
    Organizing) adalah proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. Adapun kegiatan dalam fungsi pengorganisasian antara lain :
·         Mengalokasikan sumber daya/sarana, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan
·         Adanya struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggungjawab, sehingga setiap pekerja akan bergerak dan bertindak sesuai dengan job description dan kewenangannya dan memiliki tanggung jawab dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang telah dilaksanakan
·         Kegiatan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja, hal ini sangatlah penting agar dapat menyegarkan dan menambah wawasan pekerja
·         Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat atau dengan kata lain strategi yang telah ditetapkan harus dilaksanakan oleh pekerja yang dinilai mampu dan layak dan memiliki pengetahuan yang cukup di bidangnya.
3.      Fungsi Pengarahan (Actuating)
Actuating adalah proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi. Adapun kegiatan dalam fungsi pengarahan dan implementasi antara lain :
·         Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan.
·         Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan dan menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.
4.      Fungsi Pengawasan dan Pengendalian (Controlling)
Controlling  adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi. Adapun kegiatan dalam pungsi Pengawasan dan pengendalian antara lain :
·         Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Hal ini harus secara rutin dilakukan supaya terlihat pada point mana target yang telah tercapai dan target yang belum tercapai sehingga dapat diambil langkah penyelesaian.
·         Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan. Langkah ini harus selalu dilakukan agar setiap kesalahan yang ada dapat segera diperbaiki.
·         Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.

2.      Pembahasan 

2.1  Profil Perusahaan
PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) didirikan pada tahun 1990. Awalnya PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) melayani masyarakat dalam urusan jasa kepabeanan terutama import atas kiriman peka waktu melalui gudang 'Rush Handling'. Kecepatan dan kehandalan layanan yang konsisten dan bertanggung jawab membuat kredibilitas JNE semakin tinggi di mata pelanggan maupun mitra kerja. Seiring dengan peningkatan investasi asing, pertumbuhan ekonomi dalam negeri, dan perkembangan teknologi informasi, serta beragam inovasi produk yang dikembangkan, kinerja JNE semakin tumbuh juga berkembang di kalangan dunia usaha maupun masyarakat Indonesia.
Perkembangan dunia usaha dan gaya hidup masyarakat membuat permintaan penanganan kiriman import peka semakin berkembang. Tak hanya mencakup paket kecil dan dokumen, tetapi merambah pada penanganan transportasi, logistik, serta distribusi. Peluang yang terus tumbuh ini mendorong JNE untuk terus memperluas jaringannya ke seluruh kota besar di Indonesia. Saat ini titik-titik layanan JNE telah mencapai diatas 1,000 lokasi dan masih terus bertambah, dengan jumlah karyawan lebih dari 12,000 orang. Lebih dari 150 lokasi JNE telah terhubungkan dengan sistem komunikasi on-line, dikawal oleh sistem dan akses situs informasi yang efektif serta efisien bagi konsumen dalam upaya mengetahui status terkini pengiriman paket atau dokumen.
JNE mengedepankan sumber daya manusia sekaligus teknologi sebagai bagian dari pengembangan. Dari mesin X-Ray, GPS, hingga alat komunikasi satelit. Kehandalan dan komitmen JNE ini terbukti dengan diraihnya berbagai bentuk penghargaan serta sertifikasi ISO 9001:2008 atas sistem manajemen mutu.
Adapun nilai-nilai dasar yang dimiliki oleh JNE, yaitu :Jujur, disiplin, tanggung jawab, visioner   sistem serta penerapan manajemen di cabang JNE. Serta visi dan misi dari perusahaan JNE, yaitu :
Visi
Perusahaan Rantai Pasok Global Terdepan di Dunia
Misi
Memberi Pengalaman Terbaik kepada Pelanggan Secara Konsisten.

2.2 Pembahasan
    Perencanaan (planning)
Perencananaan dari cabang JNE yang ada didaerah atau kota untuk lebih meningkatkan jaringan dengan penambahan unit–unit yang tersebar di kota dan pinggiran kota untuk mempermudah jarak dan akses pelanggan serta untuk lebih menambah pelayanan yang terbaik untuk para nasabah.
    Pengorganisasian (organizing)
Fungsi pengorganisasian dapat dikatakan sebagai proses penciptaan hubungan antara berbagai fungsi, personalia dan faktor-faktor fisik agar semua pekerjaan yang dilakukan dapat bermanfaat serta terarah pada satu tujuan. Ada 3 hubungan dasar dalam hubungan formal. Untuk struktur organisasi di Head Office tidak mendapat keterangan dari nara sumber sedangkan untuk yang dicabang utama dipimpin seorang Branc Manager sedangakn jaringan yang di unit dipimpin seorang Supervisor. Dengan gambar struktur sebagai berikut :

Adapun tugas-tugasnya sebagai berikut :
1.      Branch manager sebagai perwakilan dari Head Office yang bertugas untuk memastikan kelancaran JNE cabang maupun unit dan mengkoordinasikan masing-masing unit untuk kelancaran operasional dan pengembangan perusahaan ditingkat cabang maupun unit.
2.      Deputy Manager bertugas membantu tugas dari branch manager dan menggantikan sementara tugas jika branc manager berhalangan hadir ataupun cuti.
3.      Supervisor Accounting bertugas mencatat semua kas pemasukan dan pengeluaran aktivitas operasional ditingkat cabang.
4.      Supervisor HRD bertugas mengatur mengenai hak kewajiban karyawan, tata tertib,absensi, cuti, permalahan karyawan dan lain sebagainya
5.      Supervisor Unit sebagai pimpinan teringgi di unit cabang JNE yang mengelola operasional unit cabang.
6.      Staff Accounting membantu semua tugas dari supervisor Accounting
7.      Staff HRD membantu semua tugas dari supervisor HRD.
8.      Koordinator Loker bertugas mengawasi loker pengiriman dengan tujuan agar keamanan pengiriman dapat sampai tujuan.
9.      Koordinator Customer Service bertugas mengkoordinasi semua customer service untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi nasabah/konsume.
10.   Koordinator Logistik bertugas sebagai penerima tender dibeberapa perusahaan dan bertanggung jawab terhadap pengiriman dan penerimaan barang dari konsumen
11.  Koordinator Problem bertugas mengkoordinasi permasalahan yang ada baik keterlambatan, kerusakan, barang hilang dari konsumen.
    Pengarahan (actuating)
Arti dari pengarahan atau actuating sendiri, merupakan tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota organisasi melakukan kegiatan yang sudah ditentukan kearah tercapainya tujuan. Bahwa seorang pemimpin yang baik, seseorang yang tidak melaksanakan sendiri kegiatan atau tindakan yang bersifat operasional, tetapi mengambil keputusan, menentukan kebijakan dan menggerakkan orang lain untuk melaksanakan keputusan yang telah diambil sesuai dengan kebijaksanaan yang telah digariskan itu.
Berbagai cara pemimpin harus tetap memperhatikan bawahannya, tidak hanya dalam komunikasi, motivasi, maupun cara mengarahkan dengan cara yang bisa diterima bawahan dan dijalankannya. diharapkan pemimpin mmemberikan pengaruh berarti bagi yang dipimpinnya. Berikut yang dilakukan sebagai bentuk pengarahan dalam perusahaan:
    mendorong karyawan untuk bekerja maksimal dan mencapai prestasi terbaik
    menjaga hubungan dengan bawahan dengan menganggapnya sebagai rekan
    tidak membedakan karyawan dan menyangkut SARA
    memberikan penghargaan bagi yang memang berprestasi
    perlakuan yang adil ; dan lain sebagainya
Didalam bisnis Jasa Pengiriman ini service dan pelayanan yang  prima terhadap konsumen merupakn kuci dari keberhasilan, sehingga di JNE mempunyai nilai lebih sbb:
1.    Speed (kecepatan)
Speed adalah salah satu value yang sangat penting dalam bisnis pengiriman barang. Semakin cepat suatu barang sampai, maka value-nya semakin tinggi.Oleh karena itu umumnya suatu brand jasa pengiriman terkenal karena kecepatannya yang dapat diandalkan.
2. Quality (kualitas)
Selain speed, kualitas juga tidak kalah penting. Tentunya Anda mengirim barang dengan harapan supaya sampai di tempat tujuan dengan utuh dan selamat, bukan?Oleh karena itu, maka kualitas disini menjadi penting. Proses yang baik dalam pelayanan akan menghasilkan kualitas yang sesuai harapan. Di JNE sendiri juga diterapkan program Asuransi untuk menjaga barang dari berbagai permasalahan dari bencana alam, banjir, kecelakaan  armada dll. Meskipun sebagaian konsumen lebih memilih tidak diasuransikan karena mencari murahnya, paling tidak JNE sendiri memberikan pilihan untuk konsumennya.
3. People
Salah satu 7P dalam bisnis jasa adalah People, dan ini adalah salah satu yang terpenting dalam bisnis jasa manapun. Pelanggan mana yang ingin dilayani dengan buruk?Oleh karena itu, pelayanan pelanggan yang baik dari para karyawan juga menjadi sangat penting.Apalagi dalam bisnis pengiriman, sikap dari petugas pelayanan sangatlah penting.
·         Pengendalian (controlling)
Dalam tahap pengendalian, perusahaan terarah pada perbandingan perencanaan yang ditetapkan dengan membandingkan hasil yang dicapai. Dengan demikian, perusahaan melakukan hal-hal sebagai berikut:
         Menetapkan standar dan metode untuk mengukur prestasi yang dicapai
         Mengukur prestasi kerja perusahaan
         Menentukan apakah prestasi kerja memenuhi standar yang ditetapkan.
         Mengambil tindakan korektif untuk semua sisi internal dan eksternal
         Meneliti secara detail pada bagian keuangan, pemasaran, produksi dan personalia/HR.
Masing–masing bagian departemen diatur dan dan dikoordinasikan oleh koordinator departemen dan masing koordinator yang semuanya saling terkait dibawah pengawasan seorang Departemen Supervisor yang bertanggung jawah terhadap deputy/branch  Manager yang merupakan kepanjangan tangan dari manajemen Head Office.

Referensi

Andromagnum. (2015). POAC di JNE management principles. 13 April 2017.http://andromagnum.blogspot.com/2015/01/poac-di-jne-management-principles.html 

JNE. (2015). Profil perusahaan. 13 April 2017. http://www.jne.co.id/id/perusahaan/profil-perusahaan

George, J. M., & Jones, G. R. (2012). Understanding and managing organizational behavior (6th ed). USA: Pearson Education.

Supervisory Management Training, CENTRO, Jakarta, 2003